PEMUDA ISLAM ITU CERDAS!
THE TRUE FIRST SCIENTIST
1000 YEARS OF SCIENCE
Ibn al-Haytam (1011-2011)
Pemuda islam memang cerdas! Ya, mungkin itulah yang pantas kita ucapkan untuk Ibn al-Haytam. Siapa sih Ibn al-Haytam itu? Jangan mengaku pemuda islam kalau tidak kenal para pejuang peradaban islam. Ibn al-Haytam yang bernama lengkap Abu Ali Hasan bin Al-Hasan Ibnu Al-Haytam yang merupakan seorang arab Persia yang lahir pada tahun 354H atau 965M di kota Basra (sebuah kota yang terletak di Irak) adalah seorang penemu, seorang pelopor dalam banyak bidang sains. Mulai dari bidang optik, matematika, fisika, geometri, anatomi, astronomi (ilmu falak), psikologi, teknik (engineering), dan ophthalmologi (ilmu pengobatan mata). SubhanAllah…
Ibnu haytam berlatar belakang pendidikan bidang teologi islam, yang fokus mempelajari nilai-nilai penting dalam peradaban islam. Karena kecintaannya dengan menuntut ilmu, Ibnu Haytam juga banyak belajar dan menyalin buku-buku yang berkaitan dengan matematika dan astronomi. Salah satu buku yang pernah ditulisnya adalah Finding the Direction of Qibla by Calculation yang membahas tentang penentuan arah kiblat sesuai perhitungan secara metematis.
Tak kalah hebatnya, Ibnu Haytam juga sangat pintar dalam bidang optik. Ia yang pertama kali menciptakan konsep dasar cara kerja kamera lewat kamera obscuranya. Dan, berkat kecerdasan dan terikat hatinya dengan Al-Qur’an, ia terinspirasi oleh salah satu ayat dalam surat An-Nur:
“Allah cahaya langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca kaca itu seakan-akan bintang seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur dan tidak pula di sebelah barat , yang minyaknya hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya , Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”. (An-Nur 35)
Al-Qur’an memang sebuah petunjuk bagi orang-orang yang berfikir. Ibnu Haytam mengaplikasikan surat An-Nur ayat 35 tersebut sebagai dasar konsep dari kamera obscura buatannya.
Pada abad ke-16, ia dan Kamaludin Al-Farisi membuat lubang kecil dalam sebuah kamar gelap untuk mengamati gerhana matahari. Dalam konsep kamera obscura itu, Ibnu Haytam mengungkapkan jika cahaya lurus dari sebuah lubang kecil masuk ke dalam ruangan gelap; maka bayangan tersebut akan menjadi proyeksi terbalik dari dari objek yang terdapat dimuka lubang.
Sebagai penghormatan atas jasa Ibnu Haytam, Sabtu, 29 Oktober 2011 bertempat di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Scientia Experia bekerjasama dengan Musholla ‘Izzatul Islam FMIPA UI mempersembahkan CELEBRATING 1000 YEARS OF SCIENCE, The Year of Ibn al-Haytam (1011-2011 C.E)
Di bagian awal acara, pada pembukaan, Muhammad Ishaq, kandidat doktor ITB (Institut Teknologi Bandung), peneliti, sekaligus dosen Fisika UNIKOM Bandung lulusan ITB, mempaparkan Napak Tilas Ibn al-Haytam dalam Menerjemahkan Sains. Pada sesi ini dijelaskan bagaimana Ibn al-Haytam menciptakan teori, bereksperimen, dan meneliti mengenai kamera obscuranya.
Acara selanjutnya dilanjutkan dengan menghadiri seorang pembicara, penulis buku “Ayat-ayat Semesta” beliau adalah ahli fisika lulusan universitas Hiroshima dan dosen ITS, Agus Purwanto. Tema pembahasannya adalah mengenai “Sains kini dan Nanti: Peluang Besar bagi Ilmuwan Muslim Abad ini”. Beliau juga membahas mengenai kendala-kendala yang mungkin akan ditemui oleh para pejuang peradaban (scientis) abad ini.
2011 merupakan tahun yang GREAT untuk kita selangkah lebih maju! Ayo cetak goresan tinta emas kejayaan dalam peradaban islam. Ibnu Haytam bisa, kita juga bisa insyaAllah. Hamasah para pejuang peradaban! ^_^





