Kamis, 14 Februari 2013

Gerakan Menutup Aurat

Saidatina Aisyah RA pernah berpesan,"Sebaik-baik wanita adalah yang tidak memandang dan dipandang."
Jangan kau merasa bangga dengan kecantikanmu sehingga kau dikejar sejuta lelaki, itu bukan kemuliaan bagimu...
Jika kau merasa bangga, kau menyamakan dirimu dengan pasir dipantai, yang boleh dipijak dan dimiliki siapa saja...
Muliakanlah dirimu dengan taqwa setanding mutiara yang hanya mampu dimiliki penghuni syurga.
 
Kupersembahkan untuk saudariku, muslimah diseluruh dunia. :)
Apa yang kau bayangkan tentang hijab?
kain yang digunakan sebagai penutup kepala?
kain yang digunakan untuk menahan kepala dari panas?
bukan kawan, hijab lebih dari itu!
maka, saya akan berbagi tentang hebatnya hijab
dalam hal ini, hijab yang saya maksud adalah jilbab
hijab (baca: jilbab) adalah kewajiban bagi setiap muslimah dimanapun ia berada.
saat musim panas, dingin, di eropa, di afrika, di seluruh penjuru dunia jilbab tetaplah kewajiban
siapa yang perintahkan? tentu saja Yang Maha Menciptakan kita, Allah Subhanahu wata'ala
sungguh, Allah sangat menyayangi wanita-wanita muslimah dengan memperhatikannya lebih.
hingga firman-Nya pun mengatur aturan hijab untuk wanita muslimah.
akankah kita abaikan rasa sayang yang teramat dalam dari Allah untuk kita?
dimana rasa syukur kita yang telah dispesialkan oleh Allah?
saya ingin bercerita awal mula saya beranikan diri berhijab
ketika di SMA, saya memiliki teman-teman yang baik hati.
mereka sudah menjalankan kewajibannya berhijab,
hanya saya yang belum berhijab, pada saat itu saya malu kalau jalan bareng mereka.
serasa ga kompak sendiri hehe :D
hingga pada akhirnya, teman-teman saya itu punya misi buat menghijabkan saya.
mulai dari pertanyaan-pertanyaan dan kalimat-kalimat mengajakku untuk berhijab.
pada saat itu saya hanya jawab, "insyaAllah nanti kalau udah siap."
selalu saya jawab seperti itu.
temanku selalu mengajakku untuk menggunakan jilbab
sampai ada salah seorang sahabat membuat hati saya tersentak dan merasa ingin nangis sekencang-kencangnya ketika ia ungkapkan apa alasannya berjilbab,
"Jilbab itu kewajiban. menurut gue, bahkan lebih dari sebuah kewajiban. jilbab itu identitas kita sebagai muslimah. coba bayangin misalkan nanti kita lagi berpergian, trus tiba-tiba kita sakaratul maut ditengah jalan dan ga ada satu orangpun yang kenal sama kita. siapa yang bakal bantu kita ngucap kalimat syahadat? dengan identitas itulah orang lain akan tau kalo kita seorang muslimah. jadi mereka ga sungkan buat bantu kita ngucap kalimat syahadat."
dan, hati saya sangat tersentuh mendengar penuturan teman sebangku saya ini ketika kelas X.
jujur, itu kalimat pertama dari Silmi Aulia yang begitu menyentuh :')
sampai pada akhirnya, saya beberapa kali bermimpi bertemu 2 orang wanita cantik menggunakan jilbab tersenyum kepadaku. mereka tidak berkata apa-apa, sambil menggandeng tanganku. aku cuma bisa senyum.
mereka cantik, bersih,berpakaian putih-putih.
lalu kuberanikan diri menggunakan jilbab, walau banyak orang yang bilang, "Yang penting benerin hatinya dulu, baru penampilan."
tapi menurutku, hati yang benar adalah yang siap menjalankan kewajiban dan perintah dari-Nya. justru, dengan hijabku ini aku semakin termotivasi untuk terus memperbaiki diri dan hati. setidaknya jika ingin melakukan larangan-Nya, hijab ini seperti ingin bicara, "Hei, ingat! kamu punya tanggung jawab atas diriku yang melekat pada tubuhmu!"
perlahan-lahan ku berusaha sempurnakan hijabku,
tidak ngetat, tidak tipis, menutupi dada, tidak ber-make-up tebal,menutupi seluruh aurat, agar ku tak diganggu sebagaimana firman-Nya dan hadits Rasulullah saw.,
Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al-Ahzab: 59) 

 “Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita…” (An-Nur:31)
 “…Ada dua golongan manusia yang menjadi penghuni neraka, yang sebelumnya aku tak pernah menduga. Yakni sekelompok orang yang memiliki cambuk seperti ekor sapi yang digunakan untuk menyakiti umat manusia. Dan wanita yang berpakaian namun telanjang (berpakaian tipis/transparan/ketat), berlenggang lenggok dan berlagak, kepalanya (dihias) seperti punuk onta. Mereka tidak dapat masuk surga dan tidak mencium baunya. Padahal bau surga dapat tercium dari jarak perjalanan demikian dan demikian (relatif jauh)”  
(HR. Muslim no. 3971 dan no. 5098 dari Abu Hurairah ra)
 “Sesungguhnya Asma binti Abu Bakar masuk ke rumah Nabi SAW dengan menggunakan pakaian yang tipis, maka Rasulullah berpaling daripadanya dan berkata : ‘Hai Asma, sesungguhnya jika seorang wanita telah menginjak dewasa (haid), maka tak boleh terlihat dari tubuhnya kecuali ini dan ini, sambil beliau menunjuk muka dan telapak tangannya”.  
(HR. Abu Dawud, Hadits Hasan Lighairihi[3], mempunyai saksi yang dikeluarkan oleh Al Baihaqi dari jalan Ibnu Lahi’ah dari ‘Iyadl bin Abdillah[4])
sekarang, hijab adalah bagian dari hidupku yang harus aku pertahankan.
semoga Allah senantiasa memberiku kemudahan untuk istiqomah menjalankan kewajiban-Nya
semoga...

Bukan aku merasa paling baik, lalu kau buruk. namun, kita bersama-sama memperbaiki diri untuk menggapai Ridho Illahi.
- Gerakan Menutup Aurat, 14022013 -

0 comments:

Posting Komentar